Diamku cinta,
Pelipur hati penjaga pandangan mata.
Diam saja, tak perlu bicara.
Riak-riak yang kusimpan sendiri di hati,
Mengapa enggan pergi?
Mengapa memilih tinggal tak kembali?
Disini hatiku,
Memandang Tuhan dari sisi aku.
Menyebut namamu entah di sudut kalbu.
Diamku cinta,
Melihatmu yang istimewa di hatiku saja.
Nyatanya malam dan siang tiada beda.
Namamu saja, hanya namamu.
Mengapa tak beranjak?
Mengapa tak menepi sejenak?
Siapa kau?
Berani tinggalkan risau?
Di hatiku.
Doa dan puisi senada seirama.
Ucap dan harap tanpa sisa.
Hanya untukmu.
Kepadamu saja.
Tuhan Maha Cinta,
Tuhan yang kucinta.
Melihatku yang mencintaimu.
Menyebutmu di tiap doaku.
Kamu. Ya, yang telah usang dari benciku.
Karena yang ada hanya,
CINTA….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar